DaerahBali

Sosialisasi Turunkan Stunting di Wilayah Busungbiu, DPR RI Kariyasa Berbagi Doorprize dan Uang Transport

×

Sosialisasi Turunkan Stunting di Wilayah Busungbiu, DPR RI Kariyasa Berbagi Doorprize dan Uang Transport

Sebarkan artikel ini

Singaraja, Faktapers.id –Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang sering dialami pada anak diusia balita (bayi di bawah 5 tahun) hal ini di akibatkan karena kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi beranjak di usia 2 tahun.

Stunting bukan penyakit berbahaya namun dapat mempengaruhi kemampuan yang tidak optimal dan sangat perlu diwaspadai bersama khusus para keluarga. Indonesia sendiri memiliki genarasi masa depan, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Indonesia Emas di tahun 2045. Untuk mencapai Indonesia Emas harus didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas.

Anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, SP putra Desa Busungbiu memberi pengarahan sosialisasi penurunan Stunting bersama Wakil Bupati Buleleng, BKKBN Ari Dwi Kora Tono,Ak.,M,Ecdev dan beberapa Forkompincam Busungbiu mendatangi balai Desa Titab Kecamatan Busungbiu Selasa (26/7) pukul 15 s/d 18.00 wita.

Terhadap prosentasi di Desa Titab dan Telaga dari informasi Kades tidak ditemukan masyarakatnya Stunting, I Ketut Kariyasa Adnyana, SP menegaskan, Stunting adalah program utama Presidien kita, hampir semua kementrian menganggarkan untuk mencegah stunting, secara nasional Stunting angkanya 24 persen .

“Kenapa perslu stunting di atasi akan mengangkat keuntungan bangsa dan Negara, bayangkan kalau anak kita generasi muda sakit sakitan gimana Negara ini bisa maju dan kuat. Angka stunting secara rasional jika salah satu anak sakit akan berbahaya mempengaruhi masa depan, minder dan pasti membebani keluarga serta membebani bangsa. Syukur kalau di Bali dibawah 10 persen artinya 9.8 persen. Kabupaten tertinggi Karangasem, kalau di Buleleng tertinggi ada dikecamatan Seririt tepatnya di desa Pangkung paruk. Ini menjadi PR bagi kita semua. “jelas Kariyasa Adnyana.

Program percepatan penurunan Stunting, BKKBN diwakili Ari Dwi Kora Tono dihadapan masyarakat sangat bangga karena Stunting di Buleleng menginjak angka 8 persen, “Buleleng diangka 8 persen dibawah rata-rata provinsi Bali 10,9 persen, sementara di Kabupaten lain di Bali masih tinggi di angka 20, persen. Tentu angka stunting di Buleleng didukung oleh stunting desa yang begitu rendah. Diharapkan tim pendamping keluarga seperti Bidan tetap bekerja sehingga kondisi nol stunting di desa Titab, Telaga dapat dipertahankan.

Stunting Indonesia menurut angka SSII tahun 2020 sebersar 24,4 persen, artinya angka stunting di Indonesia diatas 20 prosen. Menurut WHO kondisi kesehatan Indonesia tidak baik –baik saja jadi Presiden mengharapkan angka stunting di Indonesia menurun menjadi 14 prosen.

“Jadi penurunan angka tersebut melibatkan semua pihak, tidak saja pemerintah saja”, ujar Ari Dwi Kora Tono

Diakhir acara selain berbagi doorprize seperti Hp yang didapat oleh Bidan Desa, Kompor Gas untuk masyarakat yang diberikan pertanyaan juga berbagi uang transport bahkan lawak hiburan menyindir dan MC menyebutkan uang transport dapat hadiah dapat,” ds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *