Jawa

Pemdes Pasung Berkomitmen Kembangkan Agrowisata Berbasis Pertanian

×

Pemdes Pasung Berkomitmen Kembangkan Agrowisata Berbasis Pertanian

Sebarkan artikel ini

Klaten, Faktapers.id – Dewasa ini tren pariwisata mengalami perubahan yang cukup signifikan, dari yang sebelumnya pariwisata konvensional berubah menjadi pariwisata minat khusus. Pada pariwisata minat khusus wisatawan cenderung lebih menghargai lingkungan, alam, budaya dan atraksi secara khusus.

Tren pariwisata ini yang mendorong Pemerintah Desa Pasung Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berkomitmen mengembangkan desa agrowisata berbasis pertanian. Hal ini disampaikan Kepala Desa Pasung, Sumarsono, saat ditemui di areal pembibitan, Senin (31/10/2022).

“Pemerintah Desa terus mendorong penguatan Agrowisata dengan menanam berbagai jenis tanaman terutama pohon Nangka, karena pohon itu sudah menjadi ikon Desa Pasung,” ungkap dia.

Selanjutnya, Pria yang akrab dipanggil Ambon ini secara gamblang menjelaskan program-program prioritas yang akan dilakukan pada masa kepemimpinannya di Desa Pasung saat ini.

Sejumlah program prioritas yang telah dirintisnya selama 5 tahun itu, terlihat pohon Nangka berbuah lebat tumbuh disepanjang jalan desa. Selain Nangka, ada berbagai macam tanaman buah lain yang bisa dipetik seperti Klengkeng, Jambu Air, Jambu Kristal dan lainnya.

“Guna menguatkan ikon Agrowisata Desa, Pemerintah Desa Melalui BUMDes Lumintu akan melaunching penanaman 2500 pohon. Bibit ini tidak hanya ditanam dijalan saja nantinya setiap pekarangan warga juga diminta untuk menanam pohon buah atau sayur lainnya,” kata Kades.

Dijelaskannya, kedepan BUMDes Lumintu akan mengembangkan paket wisata terpadu yang terkoneksi antara Agrowisata dengan rumah makan pemancingan Tirto Mili. Pengunjung Agrowisata nantinya bisa melalui Resto atau Rest Area, mereka akan dibawa berkeliling kawasan sejauh 3,4 km dengan mobil listrik yang berkapasitas 14 orang.

“Disepanjang jalan diperbolehkan turun santai, bisa foto selfi atau sekedar melihat-lihat tanaman buah yang ada. Tak hanya itu, mereka juga diperbolehkan memetik buah untuk dibeli sebagai oleh-oleh,” pungkasnya. (Madi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *