Headline

5 Ritual Adat Minang yang Dilestarikan Hingga Hari Ini

×

5 Ritual Adat Minang yang Dilestarikan Hingga Hari Ini

Sebarkan artikel ini
5 Ritual Adat Minang yang Dilestarikan Hingga Hari Ini

 

Faktapers.id ~ Jakarta, 1  Masyarakat suku Minang merupakan salah satu kelompok populasi dengan jumlah yang besar di Indonesia. Mereka dikenal sangat menjunjung adat istiadat tanah kelahirannya. Beranjak dewasa, sebagian besar keturunan mereka hijrah ke berbagai pulau di Indonesia, termasuk Jawa. Meski demikian, persatuan budaya di Minang sejak zaman dahulu melahirkan ritual adat yang sangat kental dan masih dilestarikan hingga hari ini.

Apa saja? Ini dia:

Tabuik

Tabuik merupakan upacara yang masih kerap dilakukan oleh masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Ritual tersebut merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam. Pada acara puncak, arak-arakan Tabuik yang dibangun bertingkat ini akan berakhir di pelabuhan kemudian digulirkan ke laut lepas.

Bakaua (tolak bala)

Ritual ini digelar di daerah pertanian, ketika para petani turun ke sawah untuk memulai penggarapan. Orang-orang akan berbaris mengelilingi sawah sambil membakar kemenyan sekaligus memanjatkan doa, supaya terhindar dari petaka dan menyembelih sapi sebagai jamuan. Meski sudah mulai ditinggalkan, beberapa daerah yang masih mengadakan Bakua saat ini di antaranya Solok, Sijunjung dan Tanah Datar.

Baca Juga : Tomud Jakbar Umar Abdul Aziz Usulkan Aset Pemda Terbengkalai Didata Dimanfaatkan Sebagai Penghijauan 

Batagak Rumah

Di Minangkabau, tiap ruangan di dalam rumah gadang dibiarkan terbuka kecuali bagian kamar. Batagak Rumah merupakan upacara yang dilaksanakan sebelum penduduk membangun rumah gadang, supaya calon penghuninya senantiasa diberi kesejahteraan. Gadang, yang berarti besar merupakan lambang sebuah kapal yang membesar ke atas.

Pacu Jawi

Kalau di Madura ada karapan sapi, di Ranah Minang ada tradisi Pacu Jawi yang dilakukan di atas sawah yang basah dan berlumpur. Tradisi balapan khas Minangkabau ini diikuti oleh seorang joki dan jawi (sapi) berpasangan. Bahkan, joki biasanya juga menggigit ekor kedua sapi untuk mempercepat pelarian mereka, lho!

Pacu Itiak

Dilangsungkan sejak 1928, bersamaan dengan Sumpah Pemuda, ritual ini dilakukan di 11 titik daerah Payakumbuh. Dari garis start, masing-masing peserta melemparkan itiak (itik) betina berusia 4 – 6 bulan. Daya tempuhnya beragam; ada itik yang berhasil menempuh 2000 m, tetapi ada juga yang hanya berhasil melambung sejauh 800 m.

Berbagai adat ritual khas Minang yang masih terus dilangsungkan hingga hari ini berhasil menghidupkan warna beragam bagi budaya Indonesia. Beberapa di antaranya terangkum dalam film terbaru persembahan Visinema berjudul Onde Mande!. 

Dimainkan oleh deretan bintang terbaik Tanah Air, mulai dari Shenina Cinnamon (Si Mar), Emir Mahira (Anwar), Jajang C Noer (Ni Ta), dan Jose Rizal Manua (Da Am), film drama komedi ini akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 22 Juni 2023. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *