DaerahBali

Pemuteran Handycraft. Selain Desa Wisata, Peluang Emas Bangun UMKM di Desa

×

Pemuteran Handycraft. Selain Desa Wisata, Peluang Emas Bangun UMKM di Desa

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id —Bagi desa, nyatanya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sangat berpengaruh dalam proses pengembangannya. Terlebih lagi, Desa Pemuteran yang menyimpan banyak potensi di dalamnya dari berbagai sektor, seperti ekonomi, sosial, budaya, pariwisata, dan lain sebagainya. Terkhusus pada sektor UMKM, akan menjadi hal yang “gurih” untuk dibahas karena Desa Pemuteran yang terkenal pada lingkup wisata baharinya, ternyata menyimpan harta karun di dunia UMKM yang dikemas dengan unik. Keunikan ini dituangkan dalam bentuk karya seni indah yang dapat menjadi daya tarik konsumen dan bernilai tinggi, yaitu pengolahan limbah kerang menjadi barang-barang unik yang bernilai jual tinggi.

Produksi karya tersebut dinamakan Pemuteran Handycraft yang dikelola dan diproduksi langsung oleh Bapak Endi Rahman beserta rekan-rekannya. Adapun produk yang biasanya diproduksi adalah aksesoris untuk souvenir khas Bali dengan nuansa bahari, perabotan untuk keperluan pariwisata dan rumah makan, serta beberapa dekorasi untuk dipajang di ruangan ataupun di rumah pribadi, serta barang unik lainnya yang dapat dipesan dan diminta langsung bagaimana bentuk yang diinginkan. Usaha ini didirikan sejak tahun 2004 yang menggunakan bahan baku utama kerang mutiara yang didapatkan sebagian besar dari Pemuteran dan beberapa lainnya didapatkan dari Jembrana bahkan hingga China.

Impor bahan baku yang dilakukan di luar Bali tersebut dilakukan karena adanya sistem request dari customer, sehingga terkadang diperlukan adanya bahan baku lain yang kebetulan pula tidak terdapat di Bali. Tak heran jika hasil kerajinan yang dibuat bernilai estetika tinggi serta dikenal hingga ke mancanegara seperti Jerman, Prancis, Australia, bahkan Brazil karena dibuat dengan ketulusan hati serta kompetensi seni yang memang mendarah daging dari para pengrajinnya.

Cara pengolahan kerajinan yang dibuat pertama tentunya adalah pengumpulan bahan baku. Beberapa bahan yang biasanya dipakai yakni Cangkang, Mutiara, Abalone/Mata Tuju, Kijing, Paua, dan Blicar. Bentuk yang diinginkan menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Kemudian, dilakukan proses pemotongan kerang dan dilakukan penghalusan atau proses amplas untuk menghilangkan tekstur kasar dari kerang tersebut. Ketika bahan tersebut telah diolah, maka dilanjutkan kepada tahap pembentukan kerajinan kerang tersebut sesuai dengan keinginan konsumen dan diwarnai. Tentunya proses pengolahan kerajinan tersebut memiliki sisi kerumitannya masing-masing, tetapi para pengrajin tidak mengenal lelah untuk terus berkarya, justru hasil dari ketulusan hati tersebut yang mengantarkan produk ini untuk mahsyur di berbagai negara.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, yakni dimulai dari Rp 25.000 tergantung dari kerumitan dan pesanan yang diinginkan. Keunggulan yang ditawarkan dalam kerajinan ini adalah bentuk unik yang dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, yang dikerjakan oleh pengrajin yang mumpuni dan memiliki pengalaman tinggi di bidang kerajinan tersebut, selain itu kualitas dari pengrajin sangatlah teliti dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Pelayanan yang diberikan juga sangat ramah dan dapat memberikan solusi jika terdapat rasa bimbang atau saran untuk bentuk kerajinan yang diinginkan, dan harga yang ditawarkan dapat termasuk dalam kategori murah sehingga dapat bersaing dengan pasar.

Kerajinan lokal semacam ini patut untuk diapresiasi dan dipromosikan. Terlebih lagi produk ini tidak hanya diperuntukkan untuk diimpor saja, namun masyarakat Indonesia perlu kiranya untuk peka terhadap brand lokal atau kerajinan lokal yang akan membantu mengembangkan sektor UMKM di Indonesia. Kerajinan ini akan menjadi rekomendasi yang bagus untuk para pembaca yang gemar mengoleksi barang unik atau rekomendasi buah tangan jika melancong ke Bali(Shinta.

/ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *