DaerahBali

Piodalan Pura Dewa Patih Anturan Berakhir, Apresiasi Bendesa Ketut Mangku apresiasi Antusias Masyarakat Adat

×

Piodalan Pura Dewa Patih Anturan Berakhir, Apresiasi Bendesa Ketut Mangku apresiasi Antusias Masyarakat Adat

Sebarkan artikel ini

Singaraja.Faktapers.id -Pure Dewa Gede Patih yang masuk kayangan tiga dan dinilai sangat pingit dan sering memberikan kesejahteraan kepada kerama adat Anturan dilaksanakan piodalan sejak 2 hari dari (24,25/11/2023). Bahkan pengalihan arus lalu lintas karena jalan digunakan untuk parker kerama adat.

Masyarakat Desa Adat Anturan,Buleleng tumpah ruah bahkan punia yang didapat panitia piodalan saat disampaikan ke kerama adat hampir 80 jutaan, sedangkan biaya piodalan 97 lebih. Namun semangat kerama adat dalam menggelar piodalan cukup tinggi kendati dibebani urunan 350 ribu namun tak menyurutkan niat bersembahyang kepada sang pencipta ida batara yang berada di pure Peken atau di sebut Dewa Gede Patih.

Pelaksanaan upacara Adat kali ini banyak pawisik atau wahyu seperti kerama diharuskan menggunakan benang Tridatu yang melambangkan (Brahma Wisnu Iswara) walaupun areal tempat suci tersebut yang berada di jantung desa Anturan cukup kecil antusias kerama adat dalam melaksanakan pebaktian(persembahyangan) cukup tinggi

Seperti yang di ungkap jro Mangku Ketut Kartia terhadap pawisik untuk menggunakan benang tridatu ,”penggunaan benang tridatu melambangkan Brahma Wisnu Iswara itu kemarin ada pawisik dianggap untuk mempersatukan dan sebagai keselamatan umat terutama warga kami,”ujar Ketut Kartia

Sementara dalam piodalan yang di sebut wayonan dilaksanakan pada (25/11) sejak pukul 07 s/d 10.11 wita banyak kerama yang kesurupan selain anak-anak juga ibu-ibu namun bisa diatasin oleh pecalang adat bersama prajuru desa.

Ketut Mangku selaku Bendesa Adat Anturan saat memberikan arahan/Darmawacana kepada kerama Sabtu (25/11) setelah peresembahyangan bersama, selain mengapresiasi kerama juga memberikan masukan terkait pelestarian adat dan budaya di Bali,

“Atas partisipasi semua baik perjuru, kerama kita ucapkan terimakasih piodalan ini sudah berlangsung baik dari awal sampai diakhir. Kerama melaksanakan pembaktian tidak usai-usai disamping itu menunjukkan keajegan umat Hindu di Bali dan percaya adanya Ida Syang Hyang Widi. Kami selalu mengingatkan kerama untuk saling bergotolng royong baik dipura maupun di keluarga karena sangat penting ini dilaksanakan kedepan biar tidak punah tradisi-tradisi yang kita miliki”papar Ketut Mangku

Menariknya kendati warga adat Anturan dikenakan urunan 350 ribu per KK terlepas dari prajuru, Kertha Desa, Pecalang dan pengurus lainya namun lebih dari itu partisipasi masyarakat kendati dikenakan urunan namun demi terlaksananya piodalan sampai akhir puncak tanggal 27 di Pure Segara Anturan yang disebut Penerus kerama tetap saja semangat bahkan berupaya mengurangi kebutuhan sehari-hari.

Dapat diketahui, total punia piodalan dari Pura Dalem mencapai Rp 98,033,000 sedangkan biaya piodalan dan lainya mencapai Rp 148,548,775, Pura Balai Agung/Desa mendapat Punia Rp- 52,860,000 pengeluaran Rp 148,197, 125 hampir setara dengan di Pura Dalem. Piodalan di Pure Dewa Gede Patih mendapat Punia Rp-73,127,000 pengeluaran biaya piodalan mencapai Rp -95,915,000.

Jadi menurut Panitia Piodalan Ketut Widiara rincian tersebut baru hitungan sementara belum secara Valid karena masih ada rincian pemasukan yang belum di Updit dan pengeluaran lainya

Untuk biaya piodalan di Pure Segara 27 November 2023 dari pagi sampai malam melanjutkan proses penerus diperkirakan biaya akan habis 50 juta diharapkan kerama adat yang memiliki kewajiban untuk bersedia melunasi urunan yang sudah disesuaikan sehingga desa adat bisa melanjutkan piodalan lainya.

(ds)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *