DaerahJawa

Jual Aset Dinilai Tak Transparan, Warga Curigai Gelagat Pemdes Soka Karangdowo

1107
×

Jual Aset Dinilai Tak Transparan, Warga Curigai Gelagat Pemdes Soka Karangdowo

Sebarkan artikel ini

Klaten, faktapers.id – Kayu pohon trembesi atau munggur berusia ratusan tahun yang berada didekat makam, wilayah Desa Soka, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten dijual oleh pemerintah desa setempat.

Penjualan kayu tersebut menimbulkan banyak sorotan dari masyarakat warga sekitar. Pasalnya selain harga dianggap terlalu murah, dalam proses penjualannya juga tanpa berita acara lelang.

Salah satu warga setempat yang enggan disebut namanya menyampaikan, tak hanya harga yang menjadi ganjalan, akan tetapi mekanisme penjualan yang dinilai mengabaikan aturan.

“Kayu raksasa itu milik aset desa dan penjualannya juga harus melalui musyawarah desa (Musdes) kemudian dilakukan acara pelelangan serta diumumkan, sehingga warga juga memiliki kesempatan untuk ikut lelang membeli,” ujarnya.

Menurut dia, kayu munggur tersebut mempunyai nilai ekonomis tinggi dan disayangkan hanya dijual dengan harga Rp14 juta. Ia menyebut harga itu jauh dari harga pasaran, warga banyak yang kecewa tidak bisa ikut karena tidak tau pohon itu dijual.

“Saya berharap pihak pemerintah desa transparan dalam penjualan aset. Warga sudah mulai tahu informasi yang sebenarnya harga kayu laku yaitu Rp31 juta. Trus sisanya kemana dan untuk apa, uang ini harus jelas,” katanya, Rabu (24/01/2024).

Sementara, Supri, salah satu perantara atau penghubung dalam penjualan kayu tersebut merasa kaget mendengar keterangan dari pemerintah desa yang hanya menerima uang Rp14 juta. Padahal, dengan jujur dia mengatakan kayu munggur itu dijual laku Rp31 juta.

Hal senada juga diungkapkan oleh, Totok, seorang perantara asal Desa Daleman Tulung ini menyatakan bahwa penjualan kayu besar tersebut yang pada awalnya pemerintah desa minta ditawarkan Rp25 juta, akan tetapi laku terjual sebesar Rp31 juta.

Ditempat terpisah, Kepala Desa (Kades) Soka, Sri Mawarni membenarkan ada penjualan aset desa berupa kayu pohon munggur. Pihaknya mengaku kayu tersebut laku dijual seharga Rp14 juta dan pembelinya orang Jepara.

Menurutnya, penebangan kayu bertujuan untuk keamanan, terlebih saat ini musim hujan yang terkadang disertai angin kencang. Selain itu, diarea pohon tersebut rencana akan dibangun jalan tembus.

“Kayu pohon munggur sudah lapuk dimakan usia kalau tidak ditebang akan membahayakan warga. Ini juga atas permintaan warga sehingga kami jual dan uangnya dimasukan dalam pendapatan asli desa (PAD),” tuturnya, Rabu (17/1/2024).

Kades menampik tudingan harga terlalu murah dibawah harga pasaran. Menurutnya, harga itu sudah sesuai dengan kondisi barang, karena kayu tersebut meskipun besar kondisinya juga sudah tidak utuh alias lapuk, bahkan ditawarkan banyak yang tidak minat membeli.

(Madi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *