Jakarta, faktapers.id- Untuk meningkatkan kesadaran terhadap peningkatan pendidikan dan etika dalam keamanan informasi melalui serangkaian kompetisi dunia maya yang mencakup forensik, peretasan etis, dan pertahanan.
Diadakanlah Kompotisi Cyber Jawara. Merupakan ajang kompetisi keamanan siber nasional dengan metode online dan on-site, belum lama ini.
Dalam Kompetisi Cyber Jawara Ini berupa permainan Computer Network Defence, Penetration Test, Capture The Flag dan Forensic Analysis.
Tujuan Cyber Jawara adalah dapat menjadi Wadah Untuk mengasah kemampuan hacker lokal, serta seebagai sarana mengalihkan perhatian terhadap tindakan ilegal, juga dijadikan ajang rekrutmen SDM muda dengan kemampuan yang bagus.
“Ini juga sebagai rekrutmen wakil nasional untuk kejuaraan internasional dan dunia. Serta sebagai ajang promosi kegiatan peningkatan kesadaran keamanan siber dalam bentuk kompetisi dan sarana promosi kegiatan cyber security nasional ke Luar Negeri,” terang Bisyron Wahyudi, salah seorang praktisi keamanan siber nasional yang tergabung dalam komite Cyber Jawara.
Akhir dari kompotisi ini, Tim Zen dari Universitas Indonesia (UI) menjadi juara pertama mendapatkan hadiah Rp. 25 juta, berhak mewakili Indonesia di kompetisi hacking level Asia Tenggara Cyber SEA Games di Bangkok, Thailand.
Gelar juara kedua diraih Tim R.O.P terdiri dari dua mahasiswa Amikom dan satu mahasiswa Universitas Diponegoro dengan memperoleh uang Rp 15 juta, yaitu Bayu Fedra Abdullah 19.83.0456 dan Muh. Fani Akbar 19.83.0457 masih semester 1.
Sementara juara ketiga direbut tim CUM Reborn dari mahasiswa ITB dengan membawa pulang hadiah Rp 10 juta.
Melwin Syafrizal, M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik Komputer menjelaskan, Mereka mahasiswa Amikom tersebut merupakan mahasiswa luar biasa, semester 1 sudah memiliki talenta luar biasa di bidang cyber security. Disamping itu mereka juga sudah punya jaringan pertemanan yang sangat bagus, sehingga bisa berkolaborasi dengan mahasiswa universitas lainnya.
“Dalam kompetisi Cyber Jawara ini mereka berkolaborasi dengan mahasiswa Undip. Kemampuan mereka harus terus dikembangkan agar skill teknis terus terasah, serta terus membangun jaringan komunikasi/pertemanan dengan mahasiswa dan komunitas lain di luar universitas,” ungkap Melwin Syafrizal. Uaa
