Headline

Pesan Walikota Acara Hudoq Cross Border Simbol Pelestarian Budaya Suku Dayak

×

Pesan Walikota Acara Hudoq Cross Border Simbol Pelestarian Budaya Suku Dayak

Sebarkan artikel ini

Mahakam Ulu, faktapers.id – Festival budaya adat Dayak Hudoq Cross Border 2019 Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kaltim, yang berlangsung pada 23-26 Oktober 2019 telah dibuka secara resmi oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, Kamis (24/10/2019) di Lapangan Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun.

Sejumlah pejabat di Kaltim hadir di Ujoh Bilang, Mahulu, menghadiri acara itu. Tak ketinggalan, undangan dan tamu kehormatan, Walikota Samarinda, Syaharie Jaang yang merupakan putra asli Mahulu kelahiran Long Pahangai, Kecamatan Long Pahangai juga hadir bersama istrinya, Hj Puji Setyowati.

Dihadapan wartawan, Syaharie Jaang sempat berkisah. Kala itu Syaharie Jaang kecil, meninggalkan Long Pahangai untuk melanjutkan sekolah di Kota Samarinda sejak tahun 1978. Dia tak pernah menduga kalau Mahulu kini telah maju sejak pemekaran dari induknya Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada 2012 silanm.

Untuk itu katanya, dia mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bonifasius Belawan Geh dan Wakil Bupati Juan Jenau, yang selama 4 tahun terakhir gigih membangun Mahulu untuk semua, sejahtera berkeadilan.

Menurut Jaang, Festival Hudoq Cross Border yang merupakan agenda tahunan Pemkab Mahulu, menjadi kebanggaan masyarakat etnis Dayak, bukan hanya di Mahulu, tetapi juga di Kaltim bahkan dunia.

“Saya berterima kasih kepada Pak Bupati Bonifasius Belawan Geh dan Pak Wabup Juan Jenau, karena saya diudang dalam acara budaya yang sangat besar ini. Ini suatu kehormatan besar bagi saya bisa menghadiri acara ini,” ujar Saharie Jaang, usai menari Hudoq bersama Bupati Bonifasius dan Wakil Bupati Juan Jenau, serta Ketua DPRD Mahulu Novita Bulan dan sejumlah pejabat teras, dilapangan Ujoh Bilang.

Saharie Jaang kecil yang gemar memukul gong itu, hari ini, saat pembukaan Hudoq Cross Border Mahulu 2019, bisa kembali ikut memukul gong. Dia mengakui bahwa dirinya memang paling suka dengan Hudoq yang merupakan seni budaya asli Dayak Bahau dan Kayan.

Bahkan, saat pembukaan acara Hudoq Cross Border itu, ketika Bupati Bonifasius memukul Tuvung (Tambun), Saharie Jaang dengan lincah turut memukul Gong yang berirama indah senada pukulan Tuvung (tambun) oleh Bupati Bonifasius.

“Saya bangga jadi bagian dari etnik Dayak yang juga memiliki seni budaya daerah yang begitu indah. Saya berharap generasi muda Mahulu terus menggali, menguatkan, dan menjaga seni budaya asli daerah ini,” ucap Walikota.

“Anak muda Dayak jangan minder. Semua manusia dari etnis apapun adalah ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Kita memiliki kemampuan sama dengan semua anak bangsa lainnya. Ayo terus berkarya,” kata Saharie Jaang.

Jaang mengingatkan, dia paling anti dan tidak suka jika ‘Orang Dayak’ terlibat dalam narkotika dan obat-obat berbahaya (Narkoba). Menurutnya, jika generasi muda Dayak ingin maju seperti daerah lainnya, maka hindari narkoba dan sejenisnya.

“Saya tidak mau dan anti jika ada generasi suku Dayak yang narkoba. Terlibat dalam dunia narkoba, maka kehancuran yang sempurna. Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Dayak jauhi narkoba,” tegasnya.

Dipenghujung pesannya, Jaang berharap masyarakat 5 kecamatan se-Mahulu bersatu membangun Mahulu dibawah kepemimpinan Bupati Bonifasius Belawan Geh dan Wakil Bupati Yohanes Juan Jenau.

“Ayo saling bersinergi seluruh stakeholder, bersama membangun Mahulu. Karena tidak semudah yang dibayangkan membangun suatu daerah pemekaran seperti Mahulu ini. Dukungan seluruh stakeholder dan masyarakat yang kondusif sebagai modal utama dalam pembangunan itu,” tandasnya.(iyd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *