Singaraja.Bali.Faktapers.id – Lagi-lagi desa Adat Kalibukbuk gelontorkan 7 tong beras khusus warganya yang beradat di Kalibukbuk.
Pembagian 7 tong sembako, dana yang bersumber dari asli pendapatan desa Adat setempat,dana tersebut rencananya akan digunakan untuk ritual keagamaan dibeberapa pura yang ada lingkungan setempat.
Berbagai sumber menyebutkan diduga pemerintah pusat terkesan lambat memberikan sentuhan kemasyarakat saat di landa Pandemi covid-19 dengan harus berbagai kreteria.
Ratuas beras yang diterima kerama adat berjumlah 145 KK dengan jatah per KK 10kg beras, 1 krat telor, 369 KK per KK terima 15 kg beras +1 krat telor dan Uang tunai 50 ribu rupiah.
Sekretaris Adat Kalibukbuk Ketut Ardana dikonfirmasi dalam penggelontoran tahap II ini Sabtu(2/5) pukul 13.00 wita didampingi pengurus Adat mengatakan, dana itu diambilkan dari kas pendapatan desa Adat yang bersumber dari keuntungan pengelolaan LPD th 2019.
“Dua puluh persen itu masuk ke Kas Adat yang awalnya tahun ini dana tersebut kita anggarkan untuk ritual (piodalan di kayangan tiga) pura, karena terjadinya wabah pandemi dan dibentuk dialihkan anggaran itu kemasyarakat langsung dengan memberikan sembako melalui paruman Saba Desa dan Kherta Desa pada Rabu (2/5),”papar Ketut Ardana.
Sisi lain selaku penerima bantuan dari Desa Adat,Ketut Bagiasa yang juga pelaku wisata Lovina ditengah Pandemi melanda bantuan tersebut sangat dirasakan manfaatnya,
“Situasi seperti sekarang bekerja tidak dapat hasil sangat berharap dan sangat bersyukur ada bantuan sembako dari desa adat.Kami selalu warga Adat sangat berterimakasih,”jelas Ketut Bagiasa.
Terkait anggaran ritual di Pura Bukit Sari yang dialihkan tahun ini untuk menyentuh masyarakat dilanda C-19, namun ritual tetap dilaksanakan kendati biaya tersebut diperkecil.
Tanggapan yang sama juga diucapkan warga Kalibukbuk bernama Made Subagia PMI yang telah usai menjalani masa Karantina,” Saya sangat bersyukur dengam adanya bantuan sembako dari desa adat saat pandemi copid 19 yang di berikan oleh Adat Kalibukbuk. Bantuan ini murni dari desa adat tanpa bantuan dari pihak-pihak lain dan sangat merata tidak tebang pilih antara miskin dan kaya”jelas Subagia.(des)